Hubungan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Akurasi Servis Panjang Bulutangkis Putrs Pada Kegiatan Ekstrakurikuler SMPN 3 Kampar
Keywords:
Otot Lengan, Servis Panjang, Bulu TangkisAbstract
Penelitian ini bersifat kuantitatif. Penelitian ini membahas tentang hubungan kekuatan otot lengan terhadap servis panjang bulu tangkis putra dalam kegiatan ekstrakurikuler SMPN 3 Kampar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi atau korelasional yang memakai tes push up (kekuatan otot lengan) dan tes servis panjang bulu tangkis. Sampel dalam penelitian berjumlah 15 orang siswa. Data dianalisis dengan menngunakan statistik deskriptif dan inferensial yang terdiri dari Analisis Uji Normalitas, Uji Linearitas, Uji Homogenitas, dan Uji Korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan otot lengan Berpengaruh terhadap servis panjang bulu tangkis putra dalam kegiatan ekstrakurikuler SMPN 3 Kampar. Dapat dilihat dari perhitungan analisis korelasi terlihat koefisien korelasi Pearson product moment kekuatan hubungan kekuatan otot lengan (X1) terhadap servis panjang (Y) ditunjukkan oleh koefisien korelasi (r) = 0,823 yang termasuk dalam kategori kuat dan koefisien determinan (r2) = 0,677 atau 67,7 %. Hal ini berarti 67,7% varians menguat servis panjang ditentukan oleh kekuatan otot lengan dalam permainan bulu tangkis. Hasil diperoleh dari nilai Fhitung = 27,277 > Ftabel = 4.54 (27,277 > 4,54) dengan taraf signifikansi 0,05, maka Ho ditolak. Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kekuatan otot lengan terhadap servis panjang bulu tangkis putra dalam kegiatan ekstrakurikuler SMPN 3 Kampar yang ditunjukkan oleh nilai korelasi sebesar 0,677 (67,7 %). Pola hubungan antara kedua variabel ini dinyatakan oleh persamaan regresi Ỳ = ,4,485 + 0,774X1. Dari model regresi tersebut, diperoleh nilai konstanta (a) = 4,485. Dengan demikian, jika kekuatan otot lengan sama dengan nol, maka servis panjang mengalami kenaikan sebesar 0,774. Semakin tinggi nilai angka kekuatan otot lengan maka semakin meningkat servis panjang.
References
Aksan, H. (2012). mahir bulutangkis. Bandung: Penerbit Nuansa Cendikia.
Akhmaloka (2013). Seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) Tahun 2013. Files/informasi-SBMPTN.PDF. 19 JANUARI 2019.
Arikunto, Suharsimi ( 2016 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi ( 2018 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Atmojo, M.B. (2010). Tes Dan Pengukuran Pendidikan Jasmani/Olahraga. Surakarta : Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan Dan Pencetakan UNS (UNS Press).
Bafirman. (2012). Pembentukan Kondisi Fisik. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan Keolahragaan Universitas Negri Padang. Depdiknas.
Fernanlampir, A. & Faruq, MM. (2015). Tes Dan Pengukuran Dalam Olahraga.Yogjakarta: Andi Offset.
Grice, T. (2012). Petunjuk Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Guntur, G. (2020). Pengaruh Metode Drill Terhadap Keterampilan Servis Panjang Permainan Bulutangkis Pada Peserta Ekstrakurikuler di Sman 1 Rengasdengklok. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 19(2), 157-162.
Harsono. (2011). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.
Harsono. (2018). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Choching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma
Irwandi, H. (2011). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: Jurusan Kepelatihan Olahraga.
Ishak, M. (2011). Analisis tinggi badan dan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis siswa SMP Negeri 2 Makassar. Competitor, 3(3), 73-83.
Ismaryati. (2018). Tes dan pengukuran olahraga. Surakarta: UNS Press.
Kravitz, L. (2011). Panduan Lengkap Bugar Total. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lahinda, J., & Nugroho, A. I. (2019). Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai, Kelentukan Togok Belakang Dengan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Jump Service. Musamus Journal of Physical Education and Sport (MJPES), 2(01), 33-42.
Muhajir. (2018). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 3. Jakarta: Erlangga.
Nurhasan. (2011). Tes dan pengukuran dalam pendidikan jasmani. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga.
Prayadi, H. Y., & Rachman, H. A. (2013). Pengaruh metode latihan dan power lengan terhadap kemampuan smash bulutangkis. Jurnal Keolahragaan, 1 (1), 63-71.
Poole, J. (2013). Belajar Bulutangkis. Bandung: Pionir Jaya.
Sajoto, M. (2015). Peningkatan & Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.Semarang: Dahara Prize.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syafruddin. (2013). Ilmu Kepelatihan Olahraga, Teori dan Aplikasinya dalam pembinaan olahraga. Padang: UNP Pres.
Subarjah, H. (2019). Permainan Bulutangkis. Bandung: Bintang Warli Artika.
Sutono. (2018). Bermain Bulutangkis. Semarang: Aneka Ilmu.
Usman, T.A. (2010). Kejar Bulutangkis. Jakarta: Rineka Cipta.
UU. Keolahragaan Nasional (UU RI. No. 3 Th. 2005). Jakarta: Sinar Grafika
Yusuf, A. (2015). Kontribusi Kekuatan Otot Lengan Dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Pukulan Smash Pada Bulutangkis Kategori Remaja Putra (Studi Pada PB Wima Surabaya). Jurnal Kesehatan Olahraga, 3(1).
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Rendi Hendrian

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
 
						 
							



 
 


